Entah apa yang harus kita respon dari berita ini, sedih, bahagia, atau malu.
Sebentar lagi Pilkada akan segera di gelar, kurang dari 4 bulan lagi acara akbar itu akan di lakukan secara serentak, Tapi bila melihat kebelakang ini, para peserta pilkada sudah gembar gembor dalam mengenalkan dirinya ke masyarakat yang akan memilih.
Bukan hanya puluhan juta, sebagian masyarakat yang mendapat bocoran dari peserta pilkada mengaku mereka para Caleg telah mengeluarkan hingga ratusan juta, ya uang sebanyak itu telah mereka gelontorkan demi mendapat jabatan mentereng, jabatan sebagai anggota dewan.
Kita tidak pernah tau persis, dari mana mereka mendapat uang sebanyak itu, mungkin memang dari bisnisnya, dari tabungannya, atau jangan-jangan dari hasil "merampok"..
Uang yang di keluarkan sebanyak itu pastilah suatu strategi, strategi agar dirinya terpilih menjadi anggota dewan, Itu kalau terpilih, berarti sesuai harapan, tapi bagaimana kalau tidak, sudah keluarin uang banyak, kalah, boleh hutang lagi, boleh jual mobil lagi, boleh jual properti lagi, terus gimana cara balikinnya..dan bla..bla..bla..
Stress, malu, bahkan ada juga yang bunuh diri dalam menanggapi kekalahan tersebut, apakah itu wajar, bila bicara dengan orang beriman pastilah jawabannya tidak.
Tapi kenyataan caleg stress tersebut ternyata terendus dengan baik oleh pengelola rumah sakit Ernaldi Bahar yang berlokasi di palembang.
Berikut kami tampilkan berita dari berbagai media tentang berita ini..:
Merdeka.com - Sepertinya pihak Rumah Sakit Ernaldi Bahar (RS Erba) Palembang sudah memprediksi bakal ada lonjakan pasien yang masuk tahun ini. RS jiwa ini menyiapkan lima kamar VIP dan delapan tempat tidur kelas 1 khusus bagi calon legislatif (caleg) yang gagal pada pemilihan legislatif (pileg) 9 April mendatang.
Wakil Direktur RS Erba Palembang M Rusdi Kawilarang mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan ada saja caleg yang mengalami depresi akibat kalah dalam bertarung. Apalagi caleg tersebut tidak kuat mental dan berambisi menjadi anggota dewan terhormat.
"Tahun ini kita sengaja siapkan kamar khusus pelayanan bagi caleg yang butuh pelayanan gangguan jiwa. Kita sengaja siapkan kelas 1 dan VIP karena mungkin bagi mereka enggan masuk kelas 3," ungkapnya kepada merdeka.com, Jumat (3/1).
Mengenai penanganan, tidak ada perbedaan dengan pasien pada umumnya. Sementara untuk biaya penanganan disesuaikan dengan kamar yang dipilih. "Untuk kelas 3 gratis, tapi untuk kelas 1 dan VIP akan dikenakan biaya pelayanan sesuai tarif," ujarnya.
Saat ini, setidaknya ada 863 caleg yang memperebutkan kursi di DPRD Sumsel, sementara di tingkat DPRD Kota Palembang sebanyak 599 caleg dari 50 kursi yang disiapkan. Belum lagi ribuan caleg yang berani bertarung dalam pileg 2014 di 16 kabupaten/kota lainnya di Sumsel
VIVAnews - Rumah Sakit Jiwa Ernaldi Bahar, di Jalan Bay Pass Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, menyiapkan kamar khusus bagi calon legislatif (caleg) yang mengalami sakit kejiwaan jika nanti tidak terpilih.
Wakil Direktur RS Ernaldi Bahar, Rusdi Kawilarang, mengatakan, kamar tersebut telah disiapkan jauh-jauh hari sebelum Pemilu April 2014.
"Ada lima kamar VIP dan satu ruang kelas 1 dengan muatan 8 orang," kata Rusdi ditemui VIVAnews, Sabtu 4 Januari 2014.
Dia melanjutkan, meskipun tidak terlalu banyak yang disediakan, dia memastikan kamar tersebut cukup untuk menangani para caleg yang mengalami gangguan jiwa, akibat stres tidak terpilih.
"Belajar dari 5 tahun lalu tidak begitu banyak. Tidak ada para caleg yang mengalami gangguan jiwa hingga parah, akan tetapi untuk berobat jalan atau gangguan jiwa ringan memang ada. Jarang sekali yang sampai dirawat inap, kalaupun ada otomatis pihaknya juga malu" ujarnya.
Soal sistem perawatan yang diterapkan untuk para caleg, sama seperti pasien kejiwaan pada umumnya. Namun, kelas dan kamarnya dibedakan.
"Tidak mungkin kalau kami gabungkan dengan orang gangguan jiwa biasa. Sebab, pasti seorang caleg itu orang yang berada dan memiliki pemikiran yang luas," katanya.
Jika digabungkan dengan pasien gangguan jiwa biasa, menurut dia, dikhawatirkan akan membuat mereka semakin parah. "Dan, pasti, pihak keluarganya tidak akan memperbolehkan," tuturnya.
Disinggung mengenai stok obat, hingga saat ini masih mencukupi, baik obat gangguan kejiwaan maupun obat poly umum.
"Biasanya, yang saya tahu. Kalau caleg yang mengalami gangguan jiwa karena kalah, biasanya hanya minta dikontrol dengan meminum obat rutin di rumahnya sendiri," kata Rusdi.